Preview

Pasar Melemah, Tak Ada Tren Kenaikan Harga Saham Akhir Tahun Ini

Please log in to download this media. Not registered? Register now!
Metadata
  • Pasar Melemah, Tak Ada Tren Kenaikan Harga Saham Akhir Tahun Ini
  • December 30, 2024
  • Article Body Text <p>Pasar saham global sebagian besar turun, Senin (30/12) dalam perdagangan liburan yang penuh ketidakpastian menjelang tahun 2025. Tahun depan diprediksi penuh gejolak saat Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.</p><p>Tiga indeks utama Wall Street merosot pada saat perdagangan dibuka, menambah kerugian dari Jumat (27/12) lalu dan memupuskan harapan akan adanya “Reli Santa Claus”, alias tren kenaikan saham yang biasanya terjadi selama periode liburan di Wall Street.<br /> <br /> “Kami belum bisa menarik kesimpulan besar pada minggu yang pendek, dengan volume perdagangan yang tipis ini,” kata Ipek Ozkardeskaya, analis senior di Swissquote Bank. “Tetapi pergerakan harga minggu lalu tampak sesuai dengan prediksi peralihan dari saham teknologi ke non-teknologi, yang banyak diantisipasi investor untuk tahun depan.”<br /> <br /> Analis dari Briefing.com, Patrick O'Hare, mengungkapkan tidak ada berita besar yang memicu pelemahan tersebut.<br /> <br /> “Minat jual ini tampaknya dipicu aksi ambil untung, dengan catatan, mungkin karena penyesuaian portofolio,&quot; ujarnya. “Namun, pagi ini tidak ada dorongan besar untuk penyesuaian portofolio di pasar saham. Pelemahan terjadi secara menyeluruh.”<br /> <br /> Sentimen pasar juga terpengaruh oleh kekhawatiran pemangkasan suku bunga Amerika Serikat yang lebih lambat dari harapan dan potensi tarif impor yang lebih tinggi pascapelantikan Trump pada 20 Januari mendatang.</p> <figure><img src="https://gdb.voanews.com/7a38719e-e87f-49e3-8608-3777c352a239_w1600_r0_n_s.jpg" /><figcaption>Gemerlap dekorasi lampu di sekitar Bursa Efek New York di Distrik Keuangan New York, Senin, 23 Desember 2024. (Foto AP/Peter Morgan)</figcaption></figure> <p>Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat turun pada Senin, tapi obligasi berjangka waktu lebih panjang naik karena adanya kekhawatiran terkait inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi. Imbal hasil obligasi 10 tahun baru-baru ini mencapai 4,63%.<br /> <br /> “Jika imbal hasil tetap berada di level ini, atau naik mendekati 5.0%, ini akan menjadi hambatan besar bagi harga saham. Investor cenderung memilih aman, dengan keuntungan hampir pasti sebesar 5% dari obligasi AS, dibandingkan ketidakpastian saham. Banyak saham saat ini diperdagangkan di level tertingginya sepanjang masa dan dinilai terlalu mahal secara historis,&quot; kata David Morrison, analis dari Trade Nation.<br /> <br /> Di Eropa, indeks utama di Frankfurt, London, dan Paris ditutup lebih rendah. Perdagangan di Frankfurt berakhir untuk tahun ini, dengan DAX naik 18,8% dan menembus level 20.000 untuk pertama kalinya.<br /> <br /> Di Asia, pasar saham Tokyo ditutup turun hampir 1% pada Senin, hari terakhir perdagangan sebelum libur hingga 6 Januari.<br /> <br /> Saham Nissan turun hingga 6,7% karena timbulnya kekhawatiran mengenai rencana merger perusahaan itu dengan Honda.<br /> <br /> Secara keseluruhan, indeks Nikkei 225 naik hampir 20% pada 2024, melampaui level tertinggi yang pernah dicapainya sebelum gelembung ekonomi Jepang pecah pada tahun 1990-an. <em>[br/jm]</em></p>
  • Content Type Text
  • Language Bahasa Indonesia (Indonesian)
  • NewsML Media Topics Arts, Culture, Entertainment and Media
  • Subtitles / Dubbing Available No
  • Network VOA
  • Embargo Date December 30, 2024 16:38 EST
  • Byline AFP
  • Brand / Language Service VOA Indonesia
Related records